tag:blogger.com,1999:blog-29716331386094952092024-03-13T22:50:56.930+07:00Pestisida Alami - OrganikMengulas Berbagai Bahan dan Cara Pembuatan Pestisida Alami - OrganikUnknownnoreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-19201595844473068772014-02-16T13:19:00.001+07:002017-10-09T13:53:32.776+07:00Tanaman Gadung<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="383" src="https://3.bp.blogspot.com/-NYvljERGRpI/UwBXIevV9EI/AAAAAAAAEfo/BCnA7_p0Th4/s400/220px-Umbi-gadung.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- https://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Gadung</b> (<i><b>Dioscorea hispida</b></i> Dennst., suku
gadung-gadungan atau Dioscoreaceae) tergolong tanaman umbi-umbian yang
cukup populer walaupun kurang mendapat perhatian. Gadung menghasilkan
umbi
yang dapat dimakan, namun mengandung racun yang dapat mengakibatkan
pusing dan muntah apabila kurang benar pengolahannya. Produk gadung yang
paling dikenal adalah dalam bentuk keripik meskipun rebusan gadung juga
dapat dimakan. Umbinya dapat pula dijadikan arak (difermentasi)
sehingga di Malaysia dikenal pula sebagai <i>ubi arak</i>, selain <i>taring pelandok</i>.<br />
<br />
Di Indonesia, tumbuhan ini memiliki nama seperti <b>bitule</b> (Gorontalo), <b>gadu</b> (Bima), <b>gadung</b> (Bali, Jawa, Madura, Sunda) <b>iwi</b> (Sumba), <b>kapak</b> (Sasak), <b>salapa</b> (Bugis) dan <b>sikapa</b> (Makassar).<br />
<br />
Untuk membedakan antar-spesies dalam gadung-gadungan, mereka dapat
dibedakan berdasarkan arah lilitan batang, bentuk batang, ada tidaknya
duri pada batang, bentuk dan jumlah helaian daun, ada tidaknya buah di
atas atau biasa disebut “katak” atau “aerial bulbil”.<br />
<br />
Tumbuhan gadung berbatang merambat dan memanjat, panjang 5–20 m.
Arah rambatannya selalu berputar ke kiri (melawan arah jarum jam, jika
dilihat dari atas). Ciri khas ini penting untuk membedakannya dari gembili (<i>D. aculeata</i>) yang memiliki penampilan mirip namun batangnya berputar ke kanan. Gadung merambat pada tumbuhan berbatang keras.<br />
<br />
Batangnya kurus ramping, setebal 0,5–1 cm, ditumbuhi duri atau tidak,
hijau keabu-abuan. Daun-daunnya terletak berseling, dengan tiga anak
daun menjari, bentuk bundar telur atau bundar telur sungsang, tipis
bagai kertas. Bunga jantan terkumpul dalam tandan di ketiak; bunga
betina majemuk berbentuk bulir. Mahkota bunganya berwarna kuning, benang
sarinya berjumlah enam, dan berwarna kuning juga. Umbinya terbentuk
dalam tanah, berjumlah banyak dan tak beraturan bentuknya, menggerombol
dalam kumpulan hingga selebar 25 cm. Sementara buahnya, berbentuk elips,
berdaging, berdiameter ± 1 cm, dan berwarna coklat.<br />
Ada beberapa varietasnya, di antaranya yang berumbi putih (yang besar dikenal sebagai (Jw.) <i>gadung punel</i> atau <i>gadung ketan</i>, sementara yang kecil berlekuk-lekuk disebut <i>gadung suntil</i>) dan yang berumbi kuning (antara lain (Mly.) <i>gadung kuning, gadung kunyit</i> atau <i>gadung padi</i>).<br />
<br />
<table border="0">
<tbody>
<tr><td><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- https://pestisida-alam.blogspot.co.id/234x60 -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:234px;height:60px"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5168352087"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td>
</tr>
</tbody></table>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Pengobatan"></span></h3>
<b>Pemanfaatan</b><br />
<br />
<b>Sebagai Pengobatan </b><br />
Umbi gadung dikenal sangat beracun. Umbi ini digunakan sebagai racun ikan atau mata panah. Sepotong umbi sebesar apel
cukup untuk membunuh seorang pria dalam waktu 6 jam. Efek pertama
berupa rasa tidak nyaman di tenggorokan, yang berangsur menjadi rasa
terbakar, diikuti oleh pusing, muntah darah, rasa tercekik, mengantuk
dan kelelahan.<br />
<br />
Meski demikian di Indonesia dan Cina, parutan umbi gadung ini digunakan
untuk mengobati penyakit kusta tahap awal, kutil, kapalan dan mata ikan.
Bersama dengan gadung cina (<i>Smilax china</i> L.), umbi gadung
dipakai untuk mengobati luka-luka akibat sifilis. Di Thailand, irisan
dari umbi gadung dioleskan untuk mengurangi kejang perut dan kolik, dan
untuk menghilangkan nanah dari luka-luka. Di Filipina dan Cina, umbi ini
digunakan untuk meringankan arthritis dan rematik, dan untuk membersihkan luka binatang yang dipenuhi belatung.<br />
<br />
Umbi <i>Dioscorea</i> (genus uwi-uwian) mengandung lendir kental terdiri
atas glikoprotein dan polisakarida
yang larut pada air. Glikoprotein dan polisakarida merupakan bahan
bioaktif yang berfungsi sebagai serat pangan larut air dan bersifat
hidrokoloid yang bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa darah dan
kadar total kolesterol, terutama kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein).<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Makanan_pokok"></span></h3>
<b>Sebagai Makan Pokok.</b><br />
Umbi gadung dipergunakan sebagai makanan pokok. Menurut catatan sejarah,
fakta mengejutkan menunjukkan bahwa pada tahun 1628, di saat Batavia
(sekarang Jakarta) dikepung, masyarakat memakan singkong dan gadung. Di masa Rumphius, beberapa varietas <i>Dioscorea</i>
juga ikut dimakan. Ini diperkuat dengan kebiasaan masyarakat yang
memakan singkong hutan yang varietas liar di Priangan dan sebagian Jawa
Timur pada 1830. Kebiasaan ini diperkuat bahwa di Jawa Tengah-pun,
memakan nasi
adalah kebiasaan yang belum umum di sana. Ini diperkuat dengan
kebiasaan makan nasi yang mulai menjalar pada 1800 Masehi. Pada masa
itu, serdadu VOC yang sering bertugas ke kampung-kampung sering membawa
nasi untuk makanan mereka. Ini memberi kejelasan bagi kita bahwa nasi
belum umum hingga bagian pertama abad ke-19 dan umbi-umbian semacam
gadung umum dimakan pada masa penjajahan Kolonial Belanda.<br />
Gadung terkenal beracun dan mengandung alkaloid dioskorina (<i>dioscorine</i>)
yang menyebabkan pusing-pusing. Di Nusa Tenggara dan Maluku, biasa
digunakan sebagai makanan pokok sebagai pengganti jagung dan sagu
terutama di wilayah-wilayah kering,
Di tahun 80-an, gadung dapat ditemui di pasar-pasar Indonesia -terutama
di Pulau Jawa- sebagai keripik gadung. Di zaman sekarang ini, hanya
keripiknya-lah yang dimakan. Keripik gadung banyak dijual di Kuningan,
Jawa Barat dan rasanya gurih.<br />
Berikut adalah cara menghilangkan racun dari gadung:<br />
<ul>
<li>Di Ambon irisan umbi gadung diremas-remas dalam air laut kemudian
direndam kembali ke laut selama 2-3 hari sampai menjadi lembek. Setelah
itu, baru dijemur.</li>
</ul>
<ul>
<li>Di Bali, setelah gadung dikupas dan diiris-iris menjadi kepingan, maka ia dicampur dengan abu gosok.
Kemudian direndam dalam air laut (atau dalam air garam bertakaran 3%),
dan dicuci lagi dengan air tawar. Penjemuran terus dilakukan selama 3
hari. Untuk mengetahui apakah racun yang ada sudah hilang, maka biasanya
dicobakan kepada ayam. Satu pertanda kalau racunnya sudah hilang, bahwa si ayam tidak akan merasa mabuk.</li>
</ul>
<ul>
<li>Cara ketiga, di Kebumen, Jawa Tengah setelah gadung dilumasi dengan
abu gosok, maka gadung tersebut harus dipendam dalam tanah selama 3-4
hari. Kemudian digali dan dicuci dengan air tawar sambil diremas-remas
seperti mencuci beras. Apabila racun telah hilang, air cucian yang
terakhir tidak berwarna putih susu lagi seperti air bilasan sebelumnya.</li>
</ul>
Apabila pengolahannya tidak betul, maka akan menimbulkan rasa sakit
seperti memakan talas (mentah). Keracunan gadung dapat diobati dengan
air kelapa muda.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Kegunaan_lain"></span></h3>
<b>Kegunaan Lain </b><br />
Sisa pengolahan tepung gadung bisa digunakan untuk insektisida. Bunga
gadung yang berwarna kuning tersebut dapat mewangikan pakaian dan bisa
dipakai untuk hiasan rambut.<sup class="reference" id="cite_ref-BP_11-1">[11]</sup>
Oleh sebab itu, orang Bali menggunakan ini untuk mewangikan pakaian,
rambut, dan kepala. Getahnya digunakan dalam proses pembuatan tali rami
serta untuk memutihkan pakaian. <br />
<br />
<b>Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Gadung</b><br />
Umbi gadung mengandung bahan aktif diosgenin,
steroid saponin, alkoloid dan fenol. Pestisida nabati umbi
gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
pengisap.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- https://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-22664536145887388122014-02-16T13:02:00.002+07:002017-05-20T15:13:00.921+07:00Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Kenikir<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Fo0i4iPcs0Q/UwBUb8KNkcI/AAAAAAAAEfc/1EUckydp_aw/s1600/kenikir.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="299" src="https://1.bp.blogspot.com/-Fo0i4iPcs0Q/UwBUb8KNkcI/AAAAAAAAEfc/1EUckydp_aw/s400/kenikir.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</td></tr>
</tbody></table>
<b> Kenikir</b> atau <b>ulam raja</b> merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Amerika Latin, Amerika Tengah, tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika Serikat, serta di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Spesies ini dibawa ke Asia Tenggara melalui Filipina oleh Spanyol.
Kenikir adalah anggota dari Asteraceae. Manakala tumbuhan bunga yang
berwarna kuning jarang digunakannya sebagai ulam, yang berwarna ungu
merupakan sayuran salad yang sangat populer dimakan mentah bersama nasi atau dicacah dengan budu, sambal terasi, tempoyak, serta cincalok. Spesies ini disebut <b>ulam raja</b> di Malaysia yang berarti <b>salad raja</b>.<br />
<br />
<b><span style="font-size: small;"><sup class="reference" id="cite_ref-BG_2-1"><br /></sup></span></b>
<b>Diskripsi</b><br />
Kenikir adalah tumbuhan tahunan yang berbatang pipa dengan garis-garis yang membujur. Tingginya dapat mencapai 1 m dan daunnya bertangkai panjang dan duduk daunnya berhadapan, sehingga terbagi menyirip menjadi 2-3 tangkai. Baunya seperti damar apabila diremas. Bunganya tersusun pada bongkol yang banyak terdapat di ujung batang dan pada ketiak daun-daun teratas, berwarma oranye<sup class="reference" id="cite_ref-Solo_3-0"></sup> berbintik-bintik kuning di tengah-tengahnya, dan bijinya berbentuk paruh.<br />
<sup class="reference" id="cite_ref-BG_2-1"> </sup><br />
<sup class="reference" id="cite_ref-BG_2-1"><br /></sup>
<b>Penggunakan</b><br />
Daun kenikir yang masih muda dan pucuknya dapat digunakan untuk sayuran, dimakan mentah-mentah dan direbus lalap. Masyarakat Jawa sudah biasa menggunakan sebagai salah satu pelengkap pecel. Sayuran ini dapat ditemui di pasar-pasar. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk penyedap dan merangsang nafsu makan.<sup class="reference" id="cite_ref-FOOTNOTEPriati201042_4-0"></sup> Dilaporkan, kenikir dapat mengusir serangga (dengan menanam kenikir di antara tumbuhan tersebut, dan alang-alang.<br />
Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji, namun sayang sekali tumbuhan ini pada musim hujan mudah diserang hama jamur.<br />
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><br />
<b>Khasiat</b><br />
Ulamnya yang digelarkan "ulam raja" telah digunakan secara tradisional untuk memperbaiki peredaran darah dan mencuci darah, serta untuk menguatkan tulang, dan mengobati lemah lambung.<sup class="reference" id="cite_ref-FOOTNOTEPriati201042_4-0"></sup> Ulamnya mempunyai keupayaan antioksida (AEAC) yang amat tinggi, yaitu setiap 100 gram salad yang segar mempunyai kemampuan antioksidan yang sama dengan 2400 miligram asam L-askorbik. Lebih dari dua puluh jenis bahan antioksidan telah dikenal pasti dalam kenikir. Bahan-bahan antioksidan yang utama disebabkan oleh adanya sejumlah proantosianidin yang wujud sebagai dimer, melalui heksamer, kuersetin glikosida, asam klorogenik, asam neoklorogenik, asam kripto-klorogenik,
serta penangkap (+)-. Kemampuan kenikir untuk mengurangi tekanan
oksidatif mungkin sebagiannya terdiri daripada kandungan antioksidajnya
yang tinggi. Dan juga, tumbuhan ini mengandung zat kimia yang mengandung minyak atsiri,<sup class="reference" id="cite_ref-BP_1-6"></sup> saponin dan flavonoida polifenol.<br />
Berdasarkan kajian tempatan, kenikir mengandung 3 persen protein, 0,4 persen lemak dan karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin A. Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria).<br />
<br />
<b>Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Kenikir</b><br />
Daun kenikir bermanfaat untuk mengendalikan hama yang menyerang pertanaman sayuran, terutama untuk<br />
mengendalikan ulat daun.<br />
<br />
<b>Bahan: </b><br />
- 500 gram daun kenikir,<br />
- 500 gram daun culan,<br />
- 1 liter air<br />
<br />
<b>Cara Membuat:</b><br />
- Haluskan daun kenikir dan daun culan menggunakan blender<br />
- Rendam campuran keduanya dalam 1 liter air selama semalam, lalu peras dan saring.<br />
- Campurkan hasil perasan dengan sedikit ditergen.<br />
<br />
<b>Aplikasi</b><br />
Encerkan 500 ml campuran larutan dengan 10 liter air.<br />
Aplikasikan pada tanaman yang ditanam di lahan seluas<br />
100-200 m2.
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="link" data-ad-slot="5319613282" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-13512942799255355532014-02-16T12:52:00.000+07:002017-05-20T14:58:34.991+07:00 Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Serai (Andropogan nardus)<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-rrp-3qPaCrQ/UwBR2dIed8I/AAAAAAAAEfQ/aX5OzSamn9s/s1600/serai.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="299" src="https://2.bp.blogspot.com/-rrp-3qPaCrQ/UwBR2dIed8I/AAAAAAAAEfQ/aX5OzSamn9s/s400/serai.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Termasuk suku "Gramineae",
membentuk rumpun yang padat, batangnya kaku dan pendek, bentuk daunnya
seperti pita yang meruncing ke ujung, menghasilkan minyak serai, bonggol
batang yang muda digunakan sebagai penyedap berbagai masakan; "Andropogon nardus"<br />
<br />
<b>Serai (Andropogan nardus)</b><br />
<br />
Tanaman serai, selain bermanfaat sebagai bumbu masak,
juga berpotensi digunakan sebagai pestisida nabati. Daun
dan batangnya jika dihaluskan dan ditambahkan air dapat
langsung diaplikasikan untuk mengendalikan ulat atau
kutu daun. Bau dari tanaman serai sangat tidak disukai
oleh tikus. Karena itu, serai yang ditanam dibedengan
sawah dapat menghambat serangan tikus.<br />
<br />
Untuk mengolah bagian tanaman ini menjadi pestisida organik adalah memiliki berbagai cara atau metode. <b>Cara mengolah serai pestisida organik</b><br />
untuk mengendalikan hama tanaman dapat dilakukan dengan metode
fermentasi terlebih dahulu atau metode sederhana yaitu perendaman.
Langkah sederhana membuat pestisida organik dapat dimulai dari
menghaluskan (tumbuk,blender)bagian daun dan batang.<br />
Setelah
seluruh bagian benar-benar halus, lanjutkan dengan merendam (direndam)
dalam air bersih, dengan perbandingan 2 ons / 200 gr bahan : 10 Liter
air. Lakukan perendaman selama 24 jam, sebelum<b> </b>aplikasi sebaiknya saring endapan terlebih dahulu, Aplikasi untuk tanaman dilakukan dengan <b>cara penyemprotan</b>.<br />
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-79886099412076945722014-02-16T12:35:00.001+07:002017-05-20T15:07:28.673+07:00Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Pacar Cina<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-iMwb8wBAGFU/WR_5K5KjojI/AAAAAAAAITc/bFZFleUtop4lvlDna8oWrPtNj5Tl0xXhwCLcB/s1600/index.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="295" src="https://3.bp.blogspot.com/-iMwb8wBAGFU/WR_5K5KjojI/AAAAAAAAITc/bFZFleUtop4lvlDna8oWrPtNj5Tl0xXhwCLcB/s400/index.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Pacar cina</b>, <b>culan</b>, <b>pacar culan</b>, <b>kemuning cina</b>, atau <b>bhangear cina</b> adalah tanaman perdu dari famili Meliaceae dengan nama latin <i>Aglaia odorata</i> Lour. yang sering disamakan dengan kemuning (<i>Muraya paniculata</i>). Tanaman ini diperkirakan merupakan tanaman asli Asia Tenggara.<br />
<br />
Tanaman ini dapat tumbuh setinggi 2m - 6m dengan banyak cabang, sering
ditanam di kebun dan pekarangan atau tumbuh liar di ladang-ladang yang
cukup mendapat sinar matahari.
Memiliki daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling panjang
sekitar 13 cm dengan 3-9 helai anak daun bertangkai pendek, permukaan
licin mengkilap terutama pada daun muda.<sup class="reference" id="cite_ref-hemnbing_2-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pacar_cina#cite_note-hemnbing-2"></a></sup> Bunganya rapat, panjang 5cm - 6 cm berwarna kuning dan berbau harum, sedangkan buahnya bulat lonjong, merah, dengan 1-3 biji.<sup class="reference" id="cite_ref-hemnbing_2-3"></sup> Tumbuhan ini tersebar di Cina, Vietnam, Kamboja, Thailand, Maluku, India, Sri Langka, Malaysia, Sumatera, dan Jawa.<sup class="reference" id="cite_ref-toto_3-0"></sup> Untuk memperbanyak, dapat digunakan cangkokan.<sup class="reference" id="cite_ref-ensiklopedi_1-2"></sup>Pacar cina banyak tumbuh di bawah 300m di atas permukaan laut, dan di Jawa tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun. <b></b><br />
<b><br /></b>
<b>Manfaat </b><br />
Pacar cina berkhasiat menyembuhkan perut kembung, sukar menelan, batuk, bisul dan mempercepat persalinan karena mengandung minyak atsiri, alkaloid, serta garam-garam mineral.<sup class="reference" id="cite_ref-hemnbing_2-4"></sup> Pacar cina juga terbukti dapat menekan penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. pada tanaman tomat. Bunga keringnya dapat digunakan sebagai bahan penambah aroma teh hijau<br />
<br />
<br />
<b>Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Pacar Cina(Aglaia odorata)</b><br />
<br />
Kandungan bahan aktif tanaman pacar cina adalah minyak atsiri, alkoloid, saponin, flavonoid, dan tanin.
Pestisida nabati pacar cina efektif untuk mengendalikan
hama ulat.<br />
<br />
Cara pembuatan pestisida nabati pacar cina
adalah sebagai berikut:<br />
- Hancurkan 50-100 g ranting atau kulit batang pacar
cina dengan penambahan 1 liter air dan 1 g ditergen
(bisa juga direbus selama 45-75 menit) hingga
menjadi larutan.<br />
- Saring larutan tersebut dengan kain/saringan halus.<br />
- Semprotkan larutan hasil penyaringan tersebut ke
pertanaman.
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="link" data-ad-slot="5319613282" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-71490398452725546452014-02-16T12:22:00.003+07:002017-05-20T15:15:48.018+07:00Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Mindi<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Daun, bunga, dan buah" height="300" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/78/Starr_070302-4984_Melia_azedarach.jpg/240px-Starr_070302-4984_Melia_azedarach.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></b></td></tr>
</tbody></table>
<b>Mindi</b> adalah tanaman pohon dari famili Meliaceae. Mindi juga dikenal sebagai renceh (Sumatera) dan gringging, mindi, cakra-cikri (Jawa).<br />
<br />
Mindi adalah pohon yang bercabang banyak dan kulit batang yang berwarna coklat tua. Batangnya silindris, dan tidak berbanir. Kulit batangnya warnanya abu-abu coklat, beralur membentuk garis-garis dan bersisik.
Daunnya majemuk menyirip ganda yang tumbuh berseling dengan panjang
20-80 cm, sedangkan anak daunnya berbentuk bulat telur bergerigi dan
berwarna hijau tua di bagian permukaan atas.<sup class="reference" id="cite_ref-hemnbing_2-2"></sup> Bunganya majemuk, dalam malai yang panjangnya 10-20 cm, yang keluar dari ketiak daun. Panjang malai 10-22 cm, dan berkelamin dua, yakni bunga jantan dan betina terletak di pohon yang sama.
Daun mahkotanya berjumlah 5, panjangnya 1 cm, warnanya ungu pucat, dan
berbau harum. Buahnya berjenis buah batu dan jika masak, warnanya coklat
kekuningan. Tumbuhan ini cepat bertumbuh, dalam 2 tahun, tinggi tumbuhan ini mencapai 4-5 meter.<br />
Berikut ini adalah musim berbunga di setiap tempat di beberapa provinsi di Indonesia:<br />
<br />
<table border="0" class="wikitable"><tbody>
<tr>
<th>Jawa Barat</th>
<th> Jawa Timur</th><th>Nusa Tenggara Barat</th>
</tr>
<tr>
<td>Maret-Mei</td>
<td> Juni-November </td>
<td>Juni dan September</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Kandungan dan Manfaat </b><br />
Kulit batang dan kulit akar mindi kecil mengandung toosendanin, margoside, kaemferol, resin, tannin dan trirterpene kulinone sehingga dapat digunakan menyembuhkan cacingan dan hipertensi. Namun, kulit akar tumbuhan ini bersifat beracun dan bisa merangsang muntah. Tumbuhan lain, yakni mindi kecil sering menggantikan mimba. Tapi, manfaat mimba sendiri lebih luas ketimbang mindi.<br />
Menurut penelitian, sifat antelmintik (menghilangkan cacing) bekerja lebih lama ketimbang santonin. Selain itu, infus kulit kayu tumbuhan ini membuat cacing kremi dari tikus lumpuh. Toosendanin tumbuhan ini juga menimbulkan depresi pernafasan.<br />
Kandungan bahan aktif pada daun mindi adalah flavone glicoside, quercitrin, dan kaemferol, selain itu daun tumbuhan ini mengandung protein yang tinggi yang bersifat insektisidal dan bersifat penolak terhadap nematoda. Mindi kecil juga terbukti dapat menekan penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. pada tanaman tomat.<br />
<br />
<br />
<b>Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Mindi</b><br />
Pestisida nabati mindi efektif untuk mengusir belalang.<br />
<br />
Rendaman biji mindi segar dapat mengendalikan ulat kubis Plutelia xylostella. Cara pestisida nabati mindi adalah sebagai berikut:<br />
- Rendam 150 g daun mindi pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam.<br />
- Saring larutan/cairan hasil perendaman tersebut dengan kain halus dan hasil penyaringan semprotkan ke pertanaman.
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="link" data-ad-slot="5319613282" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-57461907129653185282014-02-16T11:58:00.002+07:002017-05-20T15:17:04.052+07:00Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Tembakau<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-dZeVsq65R1Q/UwBFM291TQI/AAAAAAAAEfA/rFwgKR3duic/s1600/220px-Tobacco.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-dZeVsq65R1Q/UwBFM291TQI/AAAAAAAAEfA/rFwgKR3duic/s400/220px-Tobacco.jpg" width="268" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></b></td></tr>
</tbody></table>
<b>Tembakau</b> adalah hasil bumi yang diproses dari daun tanaman yang juga dinamai sama. Tanaman tembakau terutama adalah <i>Nicotiana tabacum</i> dan <i>Nicotiana rustica</i>, meskipun beberapa anggota <i>Nicotiana</i> lainnya juga dipakai dalam tingkat sangat terbatas.<br />
Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk komoditas pangan, melainkan komoditas perkebunan.
Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi sebagai pengisi waktu
luang atau "hiburan", yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu.
Tembakau juga dapat dikunyah. Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku obat<sup class="reference" id="cite_ref-1">[1]</sup>.<br />
Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen
di Amerika. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara memopulerkan
perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini
menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah Perang Saudara Amerika Serikat,
perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan perkembangan
industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi
perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada
pertengahan abad ke-20.<br />
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing.
Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas,
1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk
menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk
sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan
untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata <i>tobacco</i> (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.<br />
<br />
<b>Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Tembakau</b><br />
Daun tembakau mengandung bahan aktif nikotin. Pestisida nabati daun tembakau efektif untuk mengendalikan hama pengisap. Cara pembuatan pestisida nabati daun tembakau adalah sebagai berikut:<br />
- Rajang 250 g (empat genggam) daun tembakau dan rendam dalam 8 liter selama semalam.<br />
- Ambil daun tembakau dan tambahkan 2 sendok teh ditergen ke dalam larutan hasil rendaman.<br />
- Aduk larutan secara merata, kemudian saring.<br />
- Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.<br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="link" data-ad-slot="5319613282" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-87494744693215462472014-02-16T11:31:00.002+07:002017-05-20T15:20:12.370+07:00Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan Mimba<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-4Dbit3vn1n0/WR_77V71rRI/AAAAAAAAITo/FNp8CSaM4joJUTlKnG9KdAn9slzlR5egACLcB/s1600/67mimba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="298" src="https://1.bp.blogspot.com/-4Dbit3vn1n0/WR_77V71rRI/AAAAAAAAITo/FNp8CSaM4joJUTlKnG9KdAn9slzlR5egACLcB/s400/67mimba.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Mimba</b> atau <b>Daun Mimba</b> atau <i><b>Azadirachta indica A. Juss.</b></i> adalah daun-daun yang tergolong dalam tanaman perdu/terna yang pertama kali ditemukan didaerah Hindustani, di Madhya Pradesh, India. Mimba datang atau tersebar ke Indonesia diperkirakan sejak tahun 1.500 dengan daerah penanaman utama adalah di Pulau Jawa.<br />
<br />
Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di
daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan
300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering ditemukan di tepi
jalan atau di hutan terang.<br />
<br />
Biji dan daun mimba mengandung bahan aktif azadirachtin, salanin, nimbenen, dan mellantriol. Pestisida<br />
organik mimba efektif untuk mengendalikan ulat, hama pengisap, jamur, bakteri, nematoda, dan sebagainya.<br />
Pestisida organik mimba dapat dibuat dari biji atau daun<br />
<br />
<b> Beragam Nama :</b><br />
<ul>
<li>Nama daerah: Imba, Mimba (Jawa); Membha, Mempheuh (Madura); Intaran, Mimba (Bali)</li>
<li>Nama asing: Margosier, Margosatree, Neem tree (Inggris/Belanda)</li>
<li>Nama ilmiah: Azadirachta indica.</li>
</ul>
Klasifikasi :<br />
<ul>
<li>Divisi : Spermatophyta</li>
<li>Subdivisi: Angiospermae</li>
<li>Kelas : Dicotyledonae</li>
<li>Subkelas : Dialypetaleae</li>
<li>Bangsa : Rutales</li>
<li>Suku : Meliaceae</li>
<li>Marga : Azadirachta</li>
<li>Jenis : Azadirachta indica A. Juss</li>
</ul>
<b>P</b><b>EMBUATAN PESTISIDA ORGANIK/ALAMI DENGAN MIMBA :</b><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-LACc5YqON_A/WR_8EJ4BF0I/AAAAAAAAITs/DzCkXOEzn44pFkz9vpBSFS3gD0VW_yogACLcB/s1600/daun-mimba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://1.bp.blogspot.com/-LACc5YqON_A/WR_8EJ4BF0I/AAAAAAAAITs/DzCkXOEzn44pFkz9vpBSFS3gD0VW_yogACLcB/s400/daun-mimba.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Cara pembuatan dari biji mimba<br />
- Tumbuk halus 200-300 g biji mimba.<br />
- Rendam serbuk biji mimba tersebut ke dalam 10 liter air selama semalam.<br />
- Aduk larutan sampai rata dan saring dengan kain halus<br />
- Semprotkan larutan biji mimba tersebut ke pertanaman.<br />
<br />
Cara pembuatan dari daun mimba<br />
- Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering (dapat juga digunakan daun mimba segar).<br />
- Rendam serbuk daun mimba tersebut ke dalam 10 liter air selama semalam.<br />
- Aduk larutan sampai rata dan saring dengan kain halus.<br />
- Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.<br />
<br />
<b>Manfaat lainnya dari Tanaman Mimba :</b><br />
Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah
β-sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin,
azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki
aktivitas antikanker . Daun mimba mengandung nimbin, nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin<sup class="reference" id="cite_ref-8"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mimba#cite_note-8"></a></sup><br />
Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini
disebut “the village pharmacy”, dimana mimba digunakan untuk penyembuhan
penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees,
penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986). Daun mimba
juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi,
diabetes, anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu
bersifat antibakteri dan antiviral <sup class="reference" id="cite_ref-9"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mimba#cite_note-9"></a></sup><br />
Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan
kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang
ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan dalam
jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit lambung di India.
Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan ternak.
Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria .<br />
Tanaman mimba dapat dipergunakan sebagai insektisida nabati dengan
menggunakan campuran bahan lain seperti: serai wangi, lengkuas, gadung,
sabun dan alkohol. Bagian tanaman yang digunakan adalah biji dan daun.<br />
Daun digunakan untuk penambah nafsu makan,untuk menanggulangi
disentri, borok, malaria, anti bakteri. Minyak untuk mengatasi eksim,
kepala yang kotor, kudis, cacing, menghambat perkembangan dan
pertumbuhan kuman. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri lambung,
penguat, penurun demam. Buah dan getah digunakan sebagai penguat.<br />
Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun mimba, 2 jari batang
mimba dicuci dan dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dengan 3
gelas air bersih sampai air tinggal 3/4 nya; setelah dingin, disaring
dan diminum dengan gula seperlunya (2 kali sehari 3/4gelas). Untuk
mengatasi eksim 20 lembar daun mimba dicuci dan digiling halus, diremas
dengan air kapur sirih seperlunya, kemudian ditempelkan pada kulit yang
terkena eksim dan dibalut (2 kali sehari sebanyak yang diperlukan).<sup class="reference" id="cite_ref-12"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mimba#cite_note-12"></a></sup>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-23643292423198960962014-02-16T11:05:00.001+07:002017-05-20T15:21:41.599+07:00Pembuatan Pestisida Organik/Alami dengan bakteriUntuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan pestisida organik, diperlukan bantuan bakteri<br />
EM yang berasal dari pupuk organik cair.<br />
<br />
Bahan-bahan:<br />
- Pupuk cair organik 100 ml<br />
- Molase 100 ml<br />
- Alkohol 40% 100 ml<br />
- Cuka makan/cuka aren 100 ml<br />
- Air tajin 1 l<br />
- Jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temulawak,temugiring, masing-masing sebesar jempol tangan<br />
- Sereh 2 batang<br />
- Bawang putih 8 siung besar<br />
- Bawang merah 5 siung besar<br />
- Daun mindi/mimba 2 ons<br />
- Brotowali/antawali 10 cm<br />
<br />
Peralatan:<br />
- Penumbuk atau blender<br />
- Jerigen atau wadah tertutup<br />
- Pengaduk<br />
<br />
<b>Cara pembuatan</b><br />
<b><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-6LNBwqkeipc/UwA2-XjSwNI/AAAAAAAAEeM/hEzKyZqUPhU/s1600/untitled.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://1.bp.blogspot.com/-6LNBwqkeipc/UwA2-XjSwNI/AAAAAAAAEeM/hEzKyZqUPhU/s1600/untitled.JPG" width="200" /></a></div>
- Hancurkan semua bahan rempah dengan penumbuk atau blender.<br />
Jika menggunakan blender bisa ditambahkan dengan air cucian beras.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-cFZ-FF6WaGw/UwA3qsTDjiI/AAAAAAAAEeQ/lumvHOimFAo/s1600/untitled2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="185" src="https://1.bp.blogspot.com/-cFZ-FF6WaGw/UwA3qsTDjiI/AAAAAAAAEeQ/lumvHOimFAo/s1600/untitled2.JPG" width="200" /></a></div>
- Setelah semua bahan hancur, masukkan cairan tadi dengan<br />
ampasnya ke dalam jerigen atau wadah tertutup.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-fTBZQDcaCus/UwA4E04fPoI/AAAAAAAAEeY/qlZCUc8AoRc/s1600/untitled3.bmp" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="185" src="https://3.bp.blogspot.com/-fTBZQDcaCus/UwA4E04fPoI/AAAAAAAAEeY/qlZCUc8AoRc/s1600/untitled3.bmp" width="200" /></a></div>
- Masukkan ke dalam wadah tersebut secara berurutan cuka makan/ cuka aren, alkohol, molase, dan larutan EM. Kemudian aduk hingga rata<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-D1cHTJ2FSvI/UwA4dHaIEYI/AAAAAAAAEeg/Yax7EyGs75Y/s1600/untitled3.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://2.bp.blogspot.com/-D1cHTJ2FSvI/UwA4dHaIEYI/AAAAAAAAEeg/Yax7EyGs75Y/s1600/untitled3.JPG" width="189" /></a></div>
<br />
- Simpan dalam suhu ruangan dengan kondisi wadah tertutup.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-4bY4hspNzvA/UwA4pmV6w8I/AAAAAAAAEeo/Ke_QVk_ERF0/s1600/untitled5.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://4.bp.blogspot.com/-4bY4hspNzvA/UwA4pmV6w8I/AAAAAAAAEeo/Ke_QVk_ERF0/s1600/untitled5.JPG" width="195" /></a></div>
<br />
- Kocok setiap pagi dan sore sekitar 5 menit.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-zBLjL7A84L0/UwA44ihB4UI/AAAAAAAAEew/6yPcmIRVmQM/s1600/untitled6.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://3.bp.blogspot.com/-zBLjL7A84L0/UwA44ihB4UI/AAAAAAAAEew/6yPcmIRVmQM/s1600/untitled6.JPG" width="200" /></a></div>
- Buka tutup wadah untuk membuang gas yang terbentuk selama proses<br />
fermentasi berlangsung. Setelah 15 hari, hentikan pengocokan. Sebelum<br />
dipakai untuk pestisida organik, biarkan selama 7 hari lagi.<br />
<br />
Aplikasi :<br />
Campurkan pestisida organik sebanyak 5-10 ml dalam liter air, lalu semprotkan ke tanaman yang terkena<br />
serangan hama. Penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang matahari terbenam atau pada malam hari.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-83652216573779784302014-02-16T10:51:00.001+07:002017-05-20T15:25:49.274+07:00Pengertian Pestisida Organik<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-VNpx7gZ8vkU/WR_9H7FAozI/AAAAAAAAIT4/EKn_UOnZzLMfsEZcWJnQPywUBEeRAveNwCLcB/s1600/pp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://4.bp.blogspot.com/-VNpx7gZ8vkU/WR_9H7FAozI/AAAAAAAAIT4/EKn_UOnZzLMfsEZcWJnQPywUBEeRAveNwCLcB/s400/pp.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
Pestisida organik adalah pestisida yang bahan aktifnya barasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahan oranik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida organik tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana.<br />
<b><br /></b>
<b>Cara kerja pestisida Organik</b><br />
<br />
Cara kerja pestisida organik sangat spesifik:<br />
- Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa<br />
- Menghambat pergantian kulit<br />
- Mengganggu komunikasi serangga<br />
- Menyebabkan serangga menolak makan<br />
- Menghambat reproduksi serangga betina<br />
- Mengurangi nafsu makan<br />
- Memblokir kemampuan makan serangga<br />
- Mengusir serangga, dan<br />
- Menghambat perkembangan patogen penyakit.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-HTXc9_T_EBA/WR_9ZENvo9I/AAAAAAAAIT8/5twcufrvPnwc0dKxp4tC-xTLUfUzozzegCLcB/s1600/KEMBALI%2BKE%2BALAM2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="247" src="https://3.bp.blogspot.com/-HTXc9_T_EBA/WR_9ZENvo9I/AAAAAAAAIT8/5twcufrvPnwc0dKxp4tC-xTLUfUzozzegCLcB/s400/KEMBALI%2BKE%2BALAM2.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Keunggulan</b><br />
- Murah dan mudah dibuat oleh petani<br />
- Relative aman terhadap lingkungan<br />
- Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman<br />
- Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama<br />
- Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain, dan<br />
- menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-65363529067616708352014-02-16T10:34:00.000+07:002017-05-20T15:33:31.055+07:00Pengertian Pestisida Secara Umum<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang
berasal dari kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan
secara sederhana sebagai pembunuh hama..Secara umum pestisida dapat
didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi
jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun
tidak langsung merugikan kepentingan manusia (Sartono, 2001). USEPA
dalam Soemirat (2005) menyatakan pestisida sebagai zat atau campuran zat
yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama
dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu.<br />
<br />
Pengertian
pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam
Kementrian Pertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992
adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk :<br />
<br />
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian. <br />
2. Memberantas rerumputan<br />
3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan<br />
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak<br />
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air<br />
6.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam
bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian<br />
7.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan tanaman, tanah dan air.<br />
<br />
Menurut PP RI No.6 tahun 1995
dalam Soemirat (2005), pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau
senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tubuh, bahan lain,
serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan
tanaman.<br />
<br />
Sementara itu, The United States Environmental Control Act dalam Runia (2008) mendefinisikan pestisida sebagai berikut :<br />
<br />
1.
Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan
untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang
pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang
dianggap hama; kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain yang
terdapat pada hewan dan manusia.<br />
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.<br />
Menurut
Depkes (2004) dalam Rustia (2009), pestisida kesehatan masyarakat
adalah pestisida yang digunakan untuk pemberantasan vektor penyakit
menular (serangga, tikus) atau untuk pengendalian hama di rumah-rumah,
pekarangan, tempat kerja, tempat umum lain, termasuk sarana nagkutan dan
tempat penyimpanan/pergudangan. Pestisida terbatas adalah pestisida
yang karena sifatnya (fisik dan kimia) dan atau karena daya racunnya,
dinilai sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan, oleh
karenanya hanya diizinkan untuk diedarkan, disimpan dan digunakan secara
terbatas.<br />
<br />
<b>Penggolongan Pestisida</b><br />
Pestisida mempunyai sifat-sifat fisik,
kimia dan daya kerja yang berbeda-beda, karena itu dikenal banyak macam
pestisida. Pestisida dapat digolongkan menurut berbagai cara tergantung
pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan jasad sasaran yang akan
dikendalikan, berdasarkan cara kerja, berdasarkan struktur kimianya,
asal dan sifat kimia, berdasarkan bentuknya dan pengaruh fisiologisnya.<br />
<br />
<b>1. Jenis Pestisida Menurut Jasad Sasaran</b><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-UczgmQIk510/UwAyZTQwoXI/AAAAAAAAEdY/X3NnBYnFjKk/s1600/Klasifikasi+pestisida+pada+sasaran.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-UczgmQIk510/UwAyZTQwoXI/AAAAAAAAEdY/X3NnBYnFjKk/s1600/Klasifikasi+pestisida+pada+sasaran.PNG" width="305" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Menurut Kementrian Pertanian (2011), ditinjau dari jenis jasad yang
menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis antara lain:<br />
<br />
a. Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam
bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut
Mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu. Contohnya Kelthene
MF dan Trithion 4 E.<br />
<br />
b. Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk membunuh algae. Contohnya Dimanin.<br />
<br />
c.
Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung,
fungsinya sebagai pembunuh atau penolak burung. Contohnya Avitrol untuk
burung kakaktua.<br />
<br />
d. Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium,
atau kata Yunani bakron, berfungsi untuk membunuh bakteri. Contohnya
Agrept, Agrimycin, Bacticin, Tetracyclin, Trichlorophenol Streptomycin.<br />
<br />
e.
Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang
artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat
bersifat fungitoksik (membunuh cendawan) atau fungistatik (menekan
pertumbuhan cendawan). Contohnya Benlate, Dithane M-45 80P, Antracol 70
WP, Cupravit OB 21, Delsene MX 200, Dimatan 50 WP.<br />
<br />
f. Herbisida,
berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk
membunuh gulma. Contohnya Gramoxone, Basta 200 AS, Basfapon 85 SP,
Esteron 45 P<br />
<br />
g. Insektisida, berasal dari kata latin insectum,
artinya potongan, keratan segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh
serangga. Contohnya Lebaycid, Lirocide 650 EC, Thiodan, Sevin, Sevidan
70 WP, Tamaron<br />
<br />
h. Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus,
artinya berselubung tipis atau lembek, berfungsi untuk membunuh siput.
Contohnya Morestan, PLP, Brestan 60.<br />
<br />
i. Nematisida, berasal dari kata
latin nematoda, atau bahasa Yunani nema berarti benang, berfungsi untuk
membunuh nematoda. Contohnya Nemacur, Furadan, Basamid G, Temik 10 G,
Vydate.<br />
<br />
j. Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur.<br />
<br />
k. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.<br />
<br />
l.
Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi
untuk membunuh ikan. Contohnya Sqousin untuk Cypirinidae, Chemish 5 EC.<br />
<br />
m. Predisida, berasal dari kata Yunani Praeda berarti pemangsa, berfungsi sebagai pembunuh predator.<br />
<br />
n.
Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat
berfungsi untuk membunuh binatangpengerat. Contohnya Dipachin 110,
Klerat RMB, Racumin, Ratikus RB, Ratilan, Ratak, Gisorin.<br />
<br />
o.
Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang
kayu berfungsi untuk membunuh rayap. Contohnya Agrolene 26 WP, Chlordane
960 EC, Sevidol 20/20 WP, Lindamul 10 EC, Difusol CB<br />
.<br />
p. Silvisida, berasal dari kata latin silva berarti hutan, berfungsi untuk membunuh pohon atau pembersih pohon.<br />
<br />
q. Larvasida, berasal dari kata Yunani lar, berfungsi membunuh ulat (larva). Contohnya Fenthion, Dipel (Thuricide).<br />
<br />
<b>2. Pestisida berdasarkan cara kerjanya</b><br />
<b><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script> </b><br />
Dilihat dari cara kerja
pestisida tersebut dalam membunuh hama dapat dibedakan lagi menjadi tiga
golongan, yaitu (Soemirat, 2005):<br />
<br />
a. Racun perut<br />
Berarti
mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida. Pestisida
yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai untuk membasmi
serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit. Daya bunuhnya
melalui perut. Contoh: Diazinon 60 EC.<br />
<br />
b. Racun kontak<br />
Berarti
mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena pestisida. Organisme
tersebut terkena pestisida secara kontak langsung atau bersinggungan
dengan residu yang terdapat di permukaan yang terkena pestisida. Contoh:
Mipcin 50 WP.<br />
<br />
c. Racun gas<br />
Berarti mempunyai daya bunuh setelah
jasad sasaran terkena uap atau gas. Jenis racun yang disebut juga
fumigant ini digunakan terbatas pada ruangan ruangan tertutup.<br />
<br />
<b>3. Pestisida Berdasarkan Struktur Kimia</b><br />
Menurut Pohan (2004), jika dilihat dari segi struktur kimianya, pestisida dibagi atas:<br />
<br />
a. Orgahochlorine <br />
Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan Chlorine. Misal : DDT <br />
b. Orgahoposphate <br />
Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H misal : tetra ethyl phyro posphate (TEPP ) <br />
c. Carbamate <br />
Pestisida yang mengandung gugus Carbamate. Misal : Baygon, Sevin dan Isolan. <br />
d. Lain-Lain<br />
<br />
Diluar ketiga jenis diatas, pestisida ini mengandung senyawa organik, serychin, senyawa sulphur organik dan dinytrophenol.<br />
<br />
Sedangkan menurut Dep.Kes RI Dirjen P2M dan PL 2000 dalam Diana
(2009), berdasarkan struktur kimianya pestisida dapat digolongkan
menjadi :<br />
<br />
a. Golongan organochlorin <br />
Pestisida organochlorin
misalnya DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-lain. Umumnya golongan ini
mempunyai sifat: merupakan racun yang universal, degradasinya
berlangsung sangat lambat larut dalam lemak.<br />
<br />
b. Golongan organophosfat <br />
Pestisida
organophosfat misalnya diazonin dan basudin. Golongan ini mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut : merupakan racun yang tidak selektif
degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di
lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan
populasi predator dan serangga parasit, lebih toksik terhadap manusia
dari pada organokhlor.<br />
<br />
c. Golongan carbamat termasuk baygon, bayrusil, dan lain-lain.<br />
Golongan
ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat pestisida
organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan, degradasi
tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk
hewan, tetapi toksik yang kuat untuk tawon.<br />
<br />
d. Senyawa dinitrofenol misalnya morocidho 40EC.<br />
Salah
satu pernafasan dalam sel hidup melalui proses pengubahan ADP
(Adenesone-5-diphosphate) dengan bantuan energi sesuai dengankebutuhan
dan diperoleh dari rangkaian pengaliran elektronik potensial tinggi ke
yang lebih rendah sampai dengan reaksi proton dengan oksigen dalam sel.
Berperan memacu proses pernafasan sehingga energi berlebihan dari yang
diperlukan akibatnya menimbulkan proses kerusakan jaringan.<br />
<br />
e. Pyretroid<br />
Salah
satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa
ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus
Chrysanthemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar
matahari adalah : deltametrin, permetrin, fenvalerate. Sedangkan jenis
pyretroid yang sintetis yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat
beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate,
siflutrin, fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin, flusitrinate.<br />
<br />
f. Fumigant<br />
Fumigant
adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau uap atau asap
untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant
merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap atau menghasilkan gas
yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya
chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene, metylbromide, formaldehid,
fostin.<br />
<br />
g. Petroleum<br />
Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak tanah yang juga digunakan sebagai herbisida.<br />
<br />
h. Antibiotik<br />
Misalnya
senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari mikroorganisme
ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida.<br />
<br />
Sedangkan menurut Prijanto (2009), berdasarkan jenis bentuk kimianya dapat digolongkan menjadi :<br />
a. Organofosfat<br />
Pestisida
yang termasuk ke dalam golongan organofosfat antara lain :
Azinophosmethyl, Chloryfos, Demeton Methyl, Dichlorovos, Dimethoat,
Disulfoton, Ethion, Palathion, Malathion, Parathion, Diazinon,
Chlorpyrifos.<br />
Organofosfat disintesis pertama di Jerman pada awal
perang dunia ke II. Pada awal sintesisnya diproduksi senyawa tetraethyl
pyrophosphate (TEPP), parathion dan schordan yang sangat efektif sebagai
insektisida, tetapi juga cukup toksik terhadap mamalia. Penelitian
berkembang terus dan ditemukan komponen yang protein terhadap insekta
tetapi kurang toksik terhadap manusia seperti malathion, tetapi masih
sangat toksik terhadap insekta.<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-GJ_vA3W-oCg/UwAyz8JwwrI/AAAAAAAAEdc/s3AYfDeY9Q8/s1600/Tabel+Struktur+komponen+beberapa+senyawa+organofosfat.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="290" src="https://1.bp.blogspot.com/-GJ_vA3W-oCg/UwAyz8JwwrI/AAAAAAAAEdc/s3AYfDeY9Q8/s400/Tabel+Struktur+komponen+beberapa+senyawa+organofosfat.PNG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik di antara jenis
pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada manusia. Bila
tertelan, meskipun hanya dalam jumlah sedikit, dapat menyebabkan
kematian pada manusia.<br />
Organofosfat menghambat aksi
pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah
merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis
acetylcholine menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat,
mengakibatkan jumlah acetylcholine meningkat dan berikatan dengan
reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer.
Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh
pada seluruh bagian tubuh.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-lkj72D8MDEY/UwAy-V8DQmI/AAAAAAAAEdk/f0ae7927vd8/s1600/Nilai+LD50+insektisida+organofosfat.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://1.bp.blogspot.com/-lkj72D8MDEY/UwAy-V8DQmI/AAAAAAAAEdk/f0ae7927vd8/s1600/Nilai+LD50+insektisida+organofosfat.PNG" /></a></div>
Gejala keracunan organofosfat sangat bervariasi. Setiap gejala yang
timbul sangat bergantung pada adanya stimulasi asetilkholin persisten
atau depresi yang diikuti oleh stimulasi saraf pusat maupun perifer.
Gejala awal seperti salivasi, lakrimasi, urinasi dan diare (SLUD)
terjadi pada keracunan organofosfat secara akut karena terjadinya
stimulasi reseptor muskarinik sehingga kandungan asetil kholin dalam
darah meningkat pada mata dan otot polos.<br />
b. Karbamat<br />
Insektisida karbamat berkembang setelah organofosfat.
Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia
dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh
insekta. Pestisida golongan karbamat ini menyebabkan karbamilasi dari
enzim asetil kholinesterase jaringan dan menimbulkan akumulasi asetil
kholin pada sambungan kholinergik neuroefektor dan pada sambungan acetal
muscle myoneural dan dalam autonomic ganglion, racun ini juga
mengganggu sistem saraf pusat.<br />
Struktur Karbamat dapat dilihat di bawah ini :<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-6Zq4suZJPZs/UwAzKNt2lxI/AAAAAAAAEds/Ayt1wY6s7Vg/s1600/Struktur+beberapa+senyawa+karbamat.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://4.bp.blogspot.com/-6Zq4suZJPZs/UwAzKNt2lxI/AAAAAAAAEds/Ayt1wY6s7Vg/s1600/Struktur+beberapa+senyawa+karbamat.PNG" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Struktur karbamat seperti physostigmin, ditemukan secara alamiah
dalam kacang Calabar (calabar bean). Bentuk carbaryl telah secara luas
dipakai sebagai insektisida dengan komponen aktifnya adalah SevineR.<br />
Mekanisme toksisitas dari karbamat adalah sama dengan organofosfat, dimana enzim achE dihambat dan mengalami karbamilasi.<br />
c. Organoklorin<br />
Organoklorin atau disebut “Chlorinated
hydrocarbon” terdiri dari beberapa kelompok yang diklasifikasi menurut
bentuk kimianya. Yang paling populer dan pertama kali disinthesis adalah
“Dichloro-diphenyl-trichloroethan” atau disebut DDT.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-w-nO2D0PW4Q/UwAzUszZ6nI/AAAAAAAAEd0/xhk8VOWhLvM/s1600/Klasifikasi+Insektisida+Organoklorin.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="180" src="https://4.bp.blogspot.com/-w-nO2D0PW4Q/UwAzUszZ6nI/AAAAAAAAEd0/xhk8VOWhLvM/s1600/Klasifikasi+Insektisida+Organoklorin.PNG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
Mekanisme toksisitas dari DDT masih dalam perdebatan, walaupun
komponen kimia ini sudah disintesis sejak tahun 1874. Tetapi pada
dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pada neurotoksin dan pada otak.
Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta kortek motorik adalah
merupakan target toksisitas tersebut. Dilain pihak bila terjadi efek
keracunan perubahan patologiknya tidaklah nyata. Bila seseorang menelan
DDT sekitar 10mg/Kg akan dapat menyebabkan keracunan, hal tersebut
terjadi dalam waktu beberapa jam. Perkiraan LD50 untuk manusia adalah
300-500 mg/Kg. DDT dihentikan penggunaannya sejak tahun 1972, tetapi
penggunaannya masih berlangsung sampai beberapa tahun kemudian, bahkan
sampai sekarang residu DDT masih dapat terdeteksi. Gejala yang terlihat
pada intoksikasi DDT adalah sebagai berikut: Nausea, vomitus,
paresthesis pada lidah, bibir dan muka, iritabilitas, tremor, convulsi,
koma, kegagalan pernafasan, kematian.<br />
<br />
<b>4. Pestisida berdasarkan asal dan sifat kimianya</b><br />
Penggolongan pestisida menurut asal dan sifat kimia menurut Butarbutar (2009) adalah:<br />
a. Hasil alam: Nikotinoida, Piretroida, Rotenoida dll. <br />
b. Sintetik <br />
1) Anorganik: garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat dan garam merkuri. <br />
2) Organik: <br />
a) Organo khlorin: DDT, BHC, Chlordane, Endrin dll. <br />
b) Heterosiklik: Kepone, mirex dll. <br />
c) Organofosfat: malathion, biothion dll. <br />
d) Karbamat: Furadan, Sevin dll. <br />
e) Dinitrofenol: Dinex dll. <br />
f) Thiosianat: lethane dll. <br />
g) Sulfonat, sulfida, sulfon. <br />
h) Lain-lain: methylbromida dll.<br />
Sedangakn menurut Soemirat (2005) Klasifikasi pestisida menurut asal dan struktur atau golongan zat kimianya antara lain:<br />
a. Pestisida alamiah:<br />
1) Pyrethum: Pyrethrin, Cinerin<br />
2) Derris: Rotenon<br />
b. Pestisida sintetik:<br />
1) Senyawa halogen organik: DDT, Lindan<br />
2) Senyawa fosfatester organik: Dichlorvos, Malathion<br />
3) Senyawa karbamat : Prpoxur, Dimetilan<br />
4) Derivat kumarin : Cumachlor<br />
5) Senyawa Dinitrofenol : Dinobuton<br />
Berdasarkan asal bahan yang digunakan untuk membuat pestisida, maka pestisida dapat dibedakan ke dalam empat golongan yaitu: <br />
a.
Pestisida Sintetik, yaitu pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa
kimia, contoh: organoklorin, organofospat, dan karbamat. <br />
b. Pestisida Nabati, yaitu pestisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, contoh: neem oil yang berasal dari pohon mimba.<br />
c. Pestisida Biologi, yaitu pestisida yang berasal dari jasad renik atau mikrobia, contoh: jamur, bakteri atau virus.<br />
d. Pestisida Alami, yaitu pestisida yang berasal dari bahan alami, contoh: bubur bordeaux.<br />
5. Pestisida berdasarkan bentuknya<br />
Dengan melihat bentuk fisiknya, pestisida digolongkan kedalam beberapa bentuk : <br />
a. Tepung hembus <br />
b. Tepung semprot ( Wetable Powder) <br />
c. Minyak <br />
d. Aerosol <br />
e. Rook patroner<br />
Sedangakan menurut Yuantari (2009) berdasarkan bentuk formulasi, pestisida dapat digolongkan dalam bentuk:<br />
a. Butiran (Granule=G)<br />
Berbentuk butiran yang cara penggunaanya dapat langsung disebarkan dengan tangan tanpa dilarutkan terlebih dahulu. <br />
b. Tepung (Dust=D) <br />
Merupakan tepung sangat halus dengan kandungan bahan aktif 1-2% yang penggunaanya dengan alat penghembus (duster).<br />
c. Bubuk yang dapat dilarutkan (wettable powder=WP) <br />
Berbentuk
tepung yang dapat dilarutkan dalam air yang penggunaanya disemprotkan
dengan alat penyemprot atau untuk merendam benih. Contoh: Mipcin 50 WP.<br />
d. Cairan yang dapat dilarutkan<br />
Berbentuk
cairan yang bahan aktifnya mengandung bahan pengemulsi yang dapat
digunakan setelah dilarutkan dalam air. Larutannya berwarna putih susu
tapi berwarna coklat jernih yang cara penggunaanya disemprotkan dengan
alat penyemprot.<br />
e. Cairan yang dapat diemulsikan <br />
Berbentuk
cairan pekat yang bahan aktifnya mengandung bahan pengemulsi yang dapat
digunakan setelah dilarutkan dalam air. Cara penggunaanya disemprotkan
dengan alat penyemprot atau di injeksikan pada bagian tanaman atau
tanah. Contoh: Sherpa 5 EC.<br />
f. Volume Ultra Rendah <br />
Berbentuk
cairan pekat yang dapat langsung disemprotkan tanpa dilarutkan lagi.
Biasanya disemprotkan dengan pesawat terbang dengan penyemprot khusus
yang disebut Micron Ultra Sprayer. Contoh: Diazinon 90 ULV.<br />
g. Aerosol (A)<br />
Aerosol
merupakan formulasi yang terdiri dari campuran bahan aktif berkadar
rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian
dimasukkan ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan. Formulasi
jenis ini banyak digunakan di rumah tangga, rumah kaca, atau
perkarangan.<br />
h. Umpan beracun (Poisonous Bait = B)<br />
Umpan beracun
merupakan formulasi yang terdiri dari bahan aktif pestisida digabungkan
dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu.<br />
6. Pestisida berdasarkan pengaruh fisiologisnya<br />
Menurut Yusniati
(2008) dalam Diana (2009), pestisida juga diklasifikasikan berdasarkan
pengaruh fisiologisnya, yang disebut farmakologis atau klinis, sebagai
berikut: <br />
a. Senyawa Organofospat <br />
Racun ini merupakan penghambat
yang kuat dari enzim cholinesterase pada syaraf. Asetyl cholin
berakumulasi pada persimpangan-persimpangan syaraf (neural jungstion)
yang disebabkan oleh aktivitas cholinesterase dan menghalangi
penyampaian rangsangan syaraf kelenjar dan otot-otot. Golongan ini
sangat toksik untuk hewan bertulang belakang.Organofosfat disintesis
pertama kali di Jerman pada awal perang dunia ke-II. <br />
Bahan tersebut
digunakan untuk gas syaraf sesuai dengan tujuannya sebagai insektisida.
Pada awal sintesisinya diproduksi senyawa tetraethyl pyrophosphate
(TEPP), parathion dan schordan yang sangat efektif sebagai insektisida
tetapi juga toksik terhadap mamalia. Penelitian berkembang tersebut dan
ditemukan komponen yang paten terhadap insekta tetapi kurang toksik
terhadap manusia (misalnya : malathion).<br />
Organofosfat adalah
insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan
sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya dalam jumlah
sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan beberapa
milligram untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa.
Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan
kholinesterase dalam sel darah merah. Organofosfat dapat terurai di
lingkungan dalam waktu ± 2 minggu.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-1wxzRVk-GX4/UwAzffgMAyI/AAAAAAAAEd8/or74pW4c_BM/s1600/Pestisida+Golongan+Organofosfat.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://2.bp.blogspot.com/-1wxzRVk-GX4/UwAzffgMAyI/AAAAAAAAEd8/or74pW4c_BM/s1600/Pestisida+Golongan+Organofosfat.PNG" /></a></div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Pestisida yang termasuk dalam golongan organofosfat antara lain <br />
1) Asefat,<br />
Diperkenalkan
pada tahun 1972. Asefat berspektrum luas untuk mengendalikan hama-hama
penusuk-penghisap dan pengunyah seperti aphids, thrips, larva
Lepidoptera (termasuk ulat tanah), penggorok daun dan wereng. LD50
(tikus) sekitar 1.030 – 1.147 mg/kg; LD50 dermal (kelinci) > 10.000
mg/kg menyebabkan iritasi ringan pada kulit (kelinci).<br />
2) Kadusafos<br />
Merupakan
insektisida dan nematisida racun kontak dan racun perut. LD50 (tikus)
sekitar 37,1 mg/kg; LD50 dermal (kelinci) 24,4 mg/kg tidak menyebabkan
iritasi kulit dan tidak menyebabkan iritasi pada mata.<br />
3) Klorfenvinfos<br />
Diumumkan
pada tahun 1962. Insektisida ini bersifat nonsistemik serta bekerja
sebagai racun kontak dan racun perut dengan efek residu yang panjang.
LD50 (tikus) sekitar 10 mg/kg; LD50 dermal (tikus) 31 – 108 mg/kg.<br />
4) Klorpirifos<br />
Merupakan
insektisida non-sistemik, diperkenalkan tahun 1965, serta bekerja
sebagai racun kontak, racun lambung, dan inhalasi. LD50 oral (tikus)
sebesar 135 – 163 mg/kg; LD50 dermal (tikus) > 2.000 mg/kg berat
badan.<br />
5) Kumafos<br />
Ditemukan pada tahun 1952. Insektisida ini
bersifat non-sistemik untuk mengendalikan serangga hama dari ordo
Diptera. LD50 oral (tikus) 16 – 41 mg/kg; LD50 dermal (tikus) > 860
mg/kg.<br />
6) Diazinon<br />
Pertama kali diumumkan pada tahun 1953.
Diazinon merupakan insektisida dan akarisida non-sistemik yang bekerja
sebagai racun kontak, racun perut, dan efek inhalasi. Diazinon juga
diaplikasikan sebagai bahan perawatan benih (seed treatment). LD50 oral
(tikus) sebesar 1.250 mg/kg.<br />
7) Diklorvos (DDVP)<br />
Dipublikasikan
pertama kali pada tahun 1955. Insektisida dan akarisida ini bersifat
non-sistemik, bekerja sebagai racun kontak, racun perut, dan racun
inhalasi. Diklorvos memiliki efek knockdown yang sangat cepat dan
digunakan di bidang-bidang pertanian, kesehatan masyarakat, serta
insektisida rumah tangga.LD50 (tikus) sekitar 50 mg/kg; LD50 dermal
(tikus) 90 mg/kg.<br />
8) Malation<br />
Diperkenalkan pada tahun 1952.
Malation merupakan pro-insektisida yang dalam proses metabolisme
serangga akan diubah menjadi senyawa lain yang beracun bagi serangga.
Insektisida dan akarisida non-sistemik ini bertindak sebagai racun
kontak dan racun lambung, serta memiliki efek sebagai racun inhalasi.
Malation juga digunakan dalam bidang kesehatan masyarakat untuk
mengendalikan vektor penyakit. LD50 oral (tikus) 1.375 – 2.800 mg/lg;
LD50 dermal (kelinci) 4.100 mg/kg.<br />
9) Paration<br />
Ditemukan pada
tahun 1946 dan merupakan insektisida pertama yang digunakan di lapangan
pertanian dan disintesis berdasarkan lead-structure yang disarankan oleh
G. Schrader. Paration merupakan insektisida dan akarisida, memiliki
mode of action sebagai racun saraf yang menghambat kolinesterase,
bersifat non-sistemik, serta bekerja sebagai racun kontak, racun
lambung, dan racun inhalasi. Paration termasuk insektisida yang sangat
beracun, LD50 (tikus) sekitar 2 mg/kg; LD50 dermal (tikus) 71 mg/kg.<br />
10) Profenofos<br />
Ditemukan
pada tahun 1975. Insektisida dan akarisida non-sistemik ini memiliki
aktivitas translaminar dan ovisida. Profenofos digunakan untuk
mengendalikan berbagai serangga hama (terutama Lepidoptera) dan tungau.
LD50 (tikus) sekitar 358 mg/kg; LD50 dermal (kelinci) 472 mg/kg.<br />
11) Triazofos<br />
Ditemukan
pada tahun 1973. Triazofos merupakan insektisida, akarisida, dan
nematisida berspektrum luas yang bekerja sebagai racun kontak dan racun
perut. Triazofos bersifat non-sistemik, tetapi bisa menembus jauh ke
dalam jaringan tanaman (translaminar) dan digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama seperti ulat dan tungau. LD50 (tikus) sekitar 57 – 59
mg/kg; LD50 dermal (kelinci) > 2.000 mg/kg.<br />
b. Senyawa Organoklorin <br />
Golongan
ini paling jelas pengaruh fisiologisnya seperti yang ditunjukkan pada
susunan syaraf pusat, senyawa ini berakumulasi pada jaringan lemak.
Secara kimia tergolong insektisida yang toksisitas relatif rendah akan
tetapi mampu bertahan lama dalam lingkungan. Racun ini bersifat
mengganggu susunan syaraf dan larut dalam lemak. Contoh insektisida ini
pada tahun 1874 ditemukan DDT (Dikloro Difenil Tri Kloroetana) oleh
Zeidler seorang sarjana kimia dari Jerman. Pada tahun 1973 diketahui
bahwa DDT ini ternyata sangat membahayakan bagi kehidupan maupun
lingkungan, karena meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat
terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan. DDT sangat stabil
baik di air, di tanah, dalam jaringan tanaman dan hewan.<br />
c. Senyawa Arsenat <br />
Pada
keadaan keracunan akut ini menimbulkan gastroentritis dan diare yang
menyebabkan kekejangan yang hebat sebelum menimbulkan kematian. Pada
keadaan kronis menyebabkan pendarahan pada ginjal dan hati. <br />
d. Senyawa Karbamat <br />
Merupakan
ester asam N-metilkarbamat atau turunan dari asam karbamik HO-CO-NH2.
Pengaruh fisiologis yang primer dari racun golongan karbamat adalah
menghambat aktifitas enzym cholinesterase darah dengan gejala-gejala
seperti senyawa organofospat, tetapi pengaruhnya jauh lebih reversible
dari pada efek senyawa organofosfat.<br />
e. Piretroid <br />
Piretroid
merupakan senyawa kimia yang meniru struktur kimia (analog) dari
piretrin. Piretrin sendiri merupakan zat kimia yang bersifat insektisida
yang terdapat dalam piretrum, kumpulan senyawa yang di ekstrak dari
bunga semacam krisan piretroid (bunga Chrysantheum cinerariaefolium)
memiliki beberapa keunggulan, diantaranya diaplikasikan dengan takaran
relatif sedikit, spektrum pengendaliannya luas, tidak persisiten, dan
memiliki efek melumpuhkan yang sangat baik. Namun karena sifatnya yang
kurang atau tidak selektif, banyak piretroid yang tidak cocok untuk
program pengendalian hama terpadu. Insektisida tanaman lain adalah
nikotin yang sangat toksik secara akut dan bekerja pada susunan saraf.
Piretrum mempunyai toksisitas rendah pada manusia tetapi menimbulkan
alergi pada orang yang peka.<br />
<div>
<b>BAB III</b></div>
<div>
<b>PENUTUP</b></div>
Pengertian pestisida dapat dilihat dari Peraturan Pemerintah No. 7
Tahun 1973, PP RI No.6 tahun 1995, The United States Environmental
Control Act, USEPA. Secara sederhana pestisida dapat diartikan sebagai
pembunuh hama. <br />
Pestisida dapat digolongkan menurut berbagai cara
tergantung pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan jasad sasaran
yang akan dikendalikan, berdasarkan cara kerja, berdasarkan struktur
kimianya, asal dan sifat kimia, berdasarkan bentuknya dan berdasarkan
pengaruh fisiologisnya.<br />
1. Jenis Pestisida Menurut Jasad Sasaran<br />
a. Akarisida<br />
b. Algasida<br />
c. Alvisida<br />
d. Bakterisida<br />
e. Fungsida<br />
f. Herbisida<br />
g. Insektisida<br />
h. Molluskisida<br />
i. Nematisida<br />
j. Ovisida<br />
k. Pedukulisida<br />
l. Piscisida<br />
m. Predisida<br />
n. Rodentisida<br />
o. Termisida<br />
p. Silvisida<br />
q. Larvasida<br />
2. Pestisida berdasarkan cara kerjanya<br />
a. Racun perut<br />
b. Racun kontak<br />
c. Racun gas<br />
d. Pestisida sistemik<br />
3. Pestisida Berdasarkan Struktur Kimia<br />
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Berdasarkan struktur
kimianya, pestisida dibagi atas Orgahochlorine, Orgahoposphate,
Carbamat, Pyretroid dan pestisida yang mengandung senyawa organik,
serychin, senyawa sulphur organik dan dinytrophenol.<br />
4. Pestisida berdasarkan asal dan sifat kimianya<br />
Penggolongan
pestisida menurut asal dan sifat kimia adalah Hasil alam (alamiah) dan
pestisida sintetik yang terdiri. Berdasarkan asal bahan yang digunakan
untuk membuat pestisida, maka pestisida dapat dibedakan ke dalam empat
golongan yaitu pestisida sintetik, nabati, biologi, dan pestisida alami.<br />
5. Pestisida berdasarkan bentuknya<br />
Berdasarkan bentuknya pestisida
digolongkan dalam bentuk tepung, butiran, bubuk yang dapat dilarutkan,
cairan yang dapat dilarutkan, cairan yang dapat diemulsikan, Volume
Ultra Rendah, Aerosol, umpan beracun, dll.<br />
6. Pestisida berdasarkan pengaruh fisiologisnya<br />
Klasifikasi pestisida berdasarkan pengaruh fisiologisnya, yang disebut farmakologis atau klinis, sebagai berikut:<br />
a. Senyawa Organofosfat<br />
Merupakan
penghambat yang dari enzim cholinesterase pada syaraf dan menghalangi
penyampaian rangsangan syaraf kelenjar dan otot-otot. Merupakan
insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida Pestisida yang
termasuk dalam golongan organofosfat antara lain Asefat, Kadusafos,
Klorfenvinfos, Klorpirifos, Kumafos, Diazinon, Diklorvos (DDVP),
Malation, Paration, Profenofos, Triazofos<br />
b. Senyawa Organoklorin <br />
Pestisida
golongan ini bersifat mengganggu susunan syaraf dan larut dalam lemak.
Secara kimia tergolong insektisida yang toksisitas relatif rendah akan
tetapi mampu bertahan lama dalam lingkungan. Contohnya DDT<br />
c. Senyawa Arsenat <br />
Keracunan akut ini menimbulkan gastroentritis dan diare. Pada keadaan kronis menyebabkan pendarahan pada ginjal dan hati. <br />
d. Senyawa Karbamat <br />
Pengaruh
fisiologis yang primer dari racun golongan karbamat adalah menghambat
aktifitas enzym cholinesterase darah dengan gejala-gejala seperti
senyawa organofospat, tetapi pengaruhnya jauh lebih reversible dari pada
efek senyawa organofosfat.<br />
e. Piretroid <br />
Piretrum mempunyai
toksisitas rendah pada manusia tetapi menimbulkan alergi pada orang yang
peka. Diekstrak dari bunga semacam krisan piretroid (bunga Chrysantheum
cinerariaefolium) dengan keunggulan, diantaranya diaplikasikan dengan
takaran relatif sedikit, spektrum pengendaliannya luas, tidak
persisiten, dan memiliki efek melumpuhkan yang sangat baik. Insektisida
tanaman lain adalah nikotin yang sangat toksik secara akut dan bekerja
pada susunan saraf.<br />
<br />
<i>sumber : berbagai sumber </i>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-65249802236287733932014-02-14T20:55:00.002+07:002017-05-20T15:37:33.411+07:00Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-tdtddXMygIE/WR__6TliqyI/AAAAAAAAIUI/AGfqu4YZ30QlEOd7DeZSwfR2x3Gu6e2hgCLcB/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://1.bp.blogspot.com/-tdtddXMygIE/WR__6TliqyI/AAAAAAAAIUI/AGfqu4YZ30QlEOd7DeZSwfR2x3Gu6e2hgCLcB/s400/images.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td></tr>
</tbody></table>
Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:<br />
<br />
<ul>
<li> Hama menjadi kebal (resisten)</li>
<li> Peledakan hama baru (resurjensi)</li>
<li> Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen</li>
<li> Terbunuhnya musuh alami</li>
<li> Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia</li>
<li> Kecelakaan bagi pengguna</li>
</ul>
<br />
Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.<br />
<br />
<b>Fungsi dari Pestisida Organik</b><br />
<br />
Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:<br />
<br />
<ul>
<li> Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat</li>
<li> Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.</li>
<li> Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa</li>
<li> Menghambat reproduksi serangga betina</li>
<li> Racun syaraf</li>
<li> Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga</li>
<li> Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga</li>
<li> Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri</li>
</ul>
<br />
<b>Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik</b><br />
<br />
<ul>
<li> Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)</li>
<li> Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu</li>
<li> Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)</li>
</ul>
<br />
Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :<br />
<br />
<b>MIMBA (Azadirachta indica)</b><br />
<br />
Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.<br />
<br />
Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.<br />
<br />
<b>AKAR TUBA (Deris eliptica)</b><br />
<br />
Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).<br />
<br />
<b>TEMBAKAU</b><br />
<br />
Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-5898558498171933962009-09-02T13:57:00.000+07:002017-05-20T15:44:09.242+07:00Bahan Baku Pestisida Alami<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Aman dan Ramah Lingkungan<br />
<br />
Pestisida alami ini dikenal juga dengan pestisida nabati atau pestisida organik. Merupakan bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang bisa digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini bisa berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya.<br />
<br />
Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Karena terbuat dari bahan alami atau nabati, maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam, sehingga tak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan, karena residu (sisa-sisa zat) mudah hilang.<br />
<br />
Indonesia ada banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati. Bahan dasar pestisida alami ini bisa ditemui di beberapa jenis tanaman, dimana zat yang terkandung di masing-masing tanaman memiliki fungsi berbeda ketika berperan sebagai pestisida. Dalam fisiologi tanaman, ada beberapa jenis tanaman yang berpotensi jadi bahan pestisida. Apa saja tanaman itu?<br />
<br />
1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati. Merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Bengkoang, serai, sirsak, dan srikaya diyakini bisa menanggulangi serangan serangga.<br />
<br />
<br />
<table border="0">
<tbody>
<tr>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-KZKegDFVw-Q/UwAuw67wvxI/AAAAAAAAEcw/r04p356dqGI/s1600/serai.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://2.bp.blogspot.com/-KZKegDFVw-Q/UwAuw67wvxI/AAAAAAAAEcw/r04p356dqGI/s1600/serai.jpeg" width="200" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Sereh</div>
<br /></td>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-hMGDIxVcl0k/UwAu5hMRj0I/AAAAAAAAEc8/T3OsW_yvWQ0/s1600/sirsak.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://4.bp.blogspot.com/-hMGDIxVcl0k/UwAu5hMRj0I/AAAAAAAAEc8/T3OsW_yvWQ0/s1600/sirsak.jpeg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
sirsak</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-2P4EwsAqZo4/UwAvDlCNDzI/AAAAAAAAEdA/FWT1ymljEfQ/s1600/bengkoang.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="126" src="https://2.bp.blogspot.com/-2P4EwsAqZo4/UwAvDlCNDzI/AAAAAAAAEdA/FWT1ymljEfQ/s1600/bengkoang.jpeg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Bengkoang</div>
</td>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-r6vMIj66-10/UwAvLrc4ahI/AAAAAAAAEdI/zi-IeZBiZTw/s1600/srikaya.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://2.bp.blogspot.com/-r6vMIj66-10/UwAvLrc4ahI/AAAAAAAAEdI/zi-IeZBiZTw/s1600/srikaya.jpeg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Srikaya</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></td>
</tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat. Di dalam tumbuhan ini ada suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina dan bertugas menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Tumbuhan yang bisa diambil manfaatnya, daun wangi (kemangi), dan selasih.<br />
<br />
<br />
<table border="1">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;">Selasih</td>
<td style="text-align: center;">Kemangi</td>
</tr>
<tr>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-x-mhJ8e9KFc/UwAtmovJAxI/AAAAAAAAEcc/xEg3VSQ1ftE/s1600/selasih.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://1.bp.blogspot.com/-x-mhJ8e9KFc/UwAtmovJAxI/AAAAAAAAEcc/xEg3VSQ1ftE/s1600/selasih.jpeg" width="200" /></a></div>
</td>
<td><a href="http://2.bp.blogspot.com/-zQdYzh_RKqc/UwAt5g-2xlI/AAAAAAAAEck/ll9xs-jIH5s/s1600/kemangi.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://2.bp.blogspot.com/-zQdYzh_RKqc/UwAt5g-2xlI/AAAAAAAAEck/ll9xs-jIH5s/s1600/kemangi.jpeg" width="149" /></a></td>
</tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<br />
3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi jadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid. Sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah gadung racun.<br />
<br />
<a href="http://tbn1.google.com/images?q=tbn:kebhqiNXk_zB5M:http://www.plantamor.com/thmnails/diohisda01n.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" src="https://tbn1.google.com/images?q=tbn:kebhqiNXk_zB5M:http://www.plantamor.com/thmnails/diohisda01n.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 98px; margin: 0 10px 10px 0; width: 74px;" /></a><br />
<img alt="" border="0" src="https://tbn0.google.com/images?q=tbn:of4kROTIUqgy2M:http://myhobbyblogs.com/food/files/2008/03/dsc03295.JPG" style="float: left; height: 244px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 250px;" /><br />
4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida. Diantaranya daun sembung dan akar tuba.<br />
<br />
5. Satu lagi, kelompok tumbuhan pestisida serba guna, dimana kelebihan kelompok ini tak hanya berfungsi untuk satu jenis. Misalnya insektisida saja, tapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, dan nematisida. Tumbuhan yang bisa dimanfaatkan dari kelompok ini, yaitu jambu mete, lada, tembakau, dan cengkeh<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:8oLMhX2z6yGplM:http://www.geocities.com/yewees/images/anacoc.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"></a> <script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="link" data-ad-slot="5319613282" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2971633138609495209.post-25638320886164400472009-09-02T13:52:00.000+07:002017-05-20T15:46:02.715+07:00PESTISIDA ALAMIInsektisida Alami dan Pestisida Alami<br />
<br />
Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari kondisi tanahnya, dan lain-lain.<br />
<br />
Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali.<br />
<br />
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan “BAHAN-BAHAN ALAMI” untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM masih tetap terjaga. Adapun bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir, Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahan-bahan tersebut , semua ada di lingkungan kita, mudah di dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun.<br />
<br />
Berikut Tabel yang menunjukan jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai Insektisida Alami atau Pestisida Nabati :<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" border="0" src="https://luki2blog.files.wordpress.com/2008/06/table1.png" style="float: left; height: 572px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 363px;"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2552899891684152" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2366146889" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" border="0" src="https://luki2blog.files.wordpress.com/2008/06/tabel2.png" style="height: 572px; margin: 0px auto 10px; width: 363px;"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="2366146889"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Berikut “ RESEP “ pembuatan Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada tanaman.:<br />
<br />
Bahan:<br />
<br />
* Tembakau 100gr<br />
* Kenikir 100gr<br />
* Pandan 100gr<br />
* Kemangi 100gr<br />
* Cabe rawit 100gr<br />
* Kunyit 100 gr<br />
* Bawang Putih 100gr<br />
* Aquadestilata 1 lt<br />
* Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc<br />
* Gula pasir 2 sendok makan.<br />
<br />
<br />
<br />
Cara Pembuatan :<br />
<br />
* Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling<br />
* Masukkan ke dalam botol yang steril<br />
* Tambahkan gula pasir 2 sdm<br />
* Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc<br />
* Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi<br />
* Kemudian di saring.<br />
* Siap dipergunakan<br />
<br />
<br />
<br />
Pengaplikasian /dosis pemakaian:<br />
<br />
* 60 cc untuk 1 lt air<br />
* Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya<br />
* 1 minggu 1 kali<br />
* Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.<br />
<br />
Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMA KRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri “ Coryne bacterium” dapat melawan “Xanthomonas campestris pv oryzae “ (bakteri penyebab penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat “Pathogen”, dapat menekan serangan , dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- http://pestisida-alam.blogspot.co.id/tautan responsif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-2552899891684152"
data-ad-slot="5319613282"
data-ad-format="link"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Unknownnoreply@blogger.com